Rabu, 17 September 2014

Fungsi Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Seseorang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sosial. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa komunikas, apakah manusia dapat bersosialisasi? Dan apakah manusia layak disebut dengan makhluk sosial ? sebagai saran komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa.
Dengan kemampuan kebahasaan akan terbentang luas cakrawala berpikir seseorang dan tiada batas dunia baginya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wittgenstein yang menyatakan “Batas bahasaku adalah batas duniaku”.

Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :
Apakah fungsi bahasa menurut Halliday ?
Apakah fungsi bahasa menurut finachiaro?
Apakah fungsi bahasa secara umum?

Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui fungsi bahasa menurut Halliday.
Untuk mengetahui fungsi bahasa menurut Finachiaro.
Untuk mengetahui fungsi bahasa secara umum.













BAB II
PEMBAHASAN

Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernapas dan berjalan. Padahal bahasa termasuk hal yang dapat membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh Ernest Cassirer dan dikutip oleh Jujun, bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasanya.

Fungsi bahasa menurut Halliday.
Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut :
Fungsi Instrumental.
Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi, seperti makan, minum, dll.
Fungsi Regulatoris.
Penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
Fungsi Interaksional.
Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan orang lain.
Fungsi Personal.
Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
Fungsi Heuristik.
Penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya.
Fungsi Imajinatif.
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata).
Fungsi Representasional.
Penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain.






Fungsi bahasa menurut Finachiaro.
Salah seorang ahli bahasa, Finachiaro mengadakan pembagian fungsi bahasa manjadi :
Fungsi Personal.
Penggunaan bahasa untuk menyatakan diri. Ukurannya adalah hal yang disampaikan itu berasal dari diri atau bukan.
Fungsi Interpersonal.
Penggunaan bahasa yang menyangkut hubungan antarperson. Fungsi bahasa yang demikian diarahkan untuk membina hubungan sosial. Dampak yang menonjol adalah terciptanya hubungan antara pemakai bahasa tersebut.
Fungsi Direktif.
Penggunaan bahasa untuk mengatur orang lain. Menurut Fasold (1984), pemakaian bahasa direktif membawa resiko. Di samping penutur harus menyampaikan bentuk bahasa yang sesuai penutur juga harus menganalisis situasi sosial serta budaya yang berlaku.
Fungsi Referensial.
Penggunaan bahasa untuk menampilkan referen (sesuatu yang dimaksud). Dengan fungsi itu, pemakai bahasa mampu membicarakan apa saja yang berkenaan dengan lingkungannya.
Fungsi Imajinatif.
Penggunaan bahasa untuk menciptakan sesuatu dengan imajinasi. Karya-karya sastra seperti puisi, prosa, roman, novel, dan lain-lain merupakan karya-karya yang lahir berkat fungsi bahasa sebagai alat untuk berimajinasi. Menuru Finachiaro, fungsi imajinasi ini sukar dipelajari/diajarkan. Bakat yang ada pada diri yang bersangkutan ikut menentukan berkembangnya kemampuan manusia untuk berimajinasi dengan bahasa.

Fungsi bahasa secara umum.
Adapun fungsi bahasa secara umum yaitu :
Sebagai alat berkomunikasi.
Dikatakan bahwa bahasa ialah alat untuk berkomunikasi. Berkomunikasi pada dasarnya ialah menyampaikan maksud. Maksud itu ada bermacam-macam, ada yang bersifat instinctive dan ada juga yang bersifat manusiawi. Yang bersifat instictive ialah komunikasi seperti yang dijalankan oleh hewan, yang biasanya bersifat emotive (berseru, mengelu, menyatakan rasa lega, meneriakan perintah atau larangan). Yang bersifat manusiawi ialah komunikasi yang berbentuk pertanyaan, jawaban, memberitahu, dan menanggapi.
Sebagai alat penyampai rasa santun.
Masyarakat yang hanya mempunyai satu bahasa menggunakan ragam tutur untuk membedakan situasi yang resmi, tak resmi, indah, dan sakral. Dalam keadaan santai ragam informal yang dipakai, dalam suasana resmi ragam formal dipakai, dalam situasi yang indah romantis ragam susastra yang dipakai, dan dalam situasi sakral ragam sakral yang dipakai.
Ragam formal sering bebrbentuk sama dengan apa yang dinamakan bahasa baku atau ragam bahasa standar. Ragam informal kadang-kadang terdiri dari dialek bahasa yang sama, tetapi yang bukan kata baku. Kadang-kadang juga, ragam informal itu terdiri dari “penyantaian” bahasa standar itu. Kata-katanya sering tidak diucapkan secara penuh, aturan tata kalimatnya sering tidak ketat, kata-kata yang terkini sering diganti dengan kata-kata yang umum saja. (Poedjosoedarmo, 1978).
Sebagai penyampai rasa keakraban dan hormat.
Di dalam masyarakat, orang yang satu harus berhubungan dengan orang lain. Di dalam relasi ini orang dituntut menentukan sikapnya, yaitu akan menganggap lawan tutur sebagai orang yang perlu dihormati atau tidak.
Jadi, di samping berfungsi sebagai pembawa nuansa makna santai, resmi, indah, dan sakral, ada ragam tutur yang dapat digunakan untuk membawakan rasa keakraban hubungan dan rasa hormat.
Di dalam masyarakat bilingual atau multilingual, bahasa-bahasa yang dipakai kadang-kadang dapat berfungsi seperti tingkat tutur ini. Ada bahasa yang dianggap lebih pantas untuk menyampaikan rasa hormat daripada bahasa yang lainnya. Biasanya, bahasa yang memiliki standarisasi yang baiklah yang dianggap hormat, dengan kata lain, bahasa yang biasanya dipakai sebagai bahasa nasional, yang baku, itulah yang dianggap baik untuk menyampaikan rasa hormat ini. Itulah sebabnya di kebanyakan masyarakat bilingual atau multilingual, bahasa nasional ini juga menjadi bahasa penyampai rasa hormat.
Sebagai alat pengenalan diri.
Setiap pribadi, karena keadaan fisik dan kejiwaannya yang unik, mempunyai idioleknya sendiri-sendiri. Walaupun aturan, sintaksis, morfologi dan fonologi itu seragam, tetapi setiap orang mempunyai gaya bicaranya masing-masing. Setiap orang mempunyai kecenderungannya sendiri-sendiri di dalam memilih dan menggunakan berbagai cara mengucapkan bunyi. Setiap orang mempunyai keanehan-keanehannya sendiri di dalam cara membentuk kata dan kalimat, cara menaati sopan santun bahasa dan memilih ragam dan tingkat tutur, cara mengacu kepada orang yang dipercakapkannya, cara mengorganisasi wacananya, dan cara menyalurkan isi kejiwaannya.
Sebagai alat penyampai rasa solidaritas.
Kalau identitas seorang individu ditandai oleh idiolek, maka identitas kelompok anggota masyarakat tertentu ditandai oleh dialek. Dalam masyarakat bilingual atau multilingual, kelompok itu bahkan ditandai oleh bahasa.
Bahasa atau dialek memang dapat dipakai sebagai tanda dari mana orang berasal. Segi apanyakah yang dapat dipakai sebagai tanda itu ? segi cara mengucapkan bunyi-bunyi konsonan atau vokal atau intonasi kalimatnya. Mungkin juga perbedaan dalam bentuk kata serta istilah yang terpakai. Ada juga perbedaan dalam idiom atau ungkapan-ungkapan tertentu. Atau perbedaan dalam strategi bercakap secara keseluruhannya.
Mengapa dialek atau bahasa yang sama dapat menimbulkan rasa solidaritas ?
Sebabnya ialah karena dialek atau bahasa yang sama itu adalah milik penutur bersama. Bukan saja milik mereka bersama, tetapi hasil kreasi mereka bersama. Anggota masyarakat bukan saja secara bersama menggunakan dialek atau bahasa itu, melainkan juga menghasilkan inovasi-inovasi secara bersama dan melupakan hal yang tak perlu secara bersama. Siapakah yang menjadikan dialek itu berbeda dengan dialek yang lain kalau bukan seluruh anggota masyarakat dalam kawasan dialek atau bahasa itu.

Sebagai alat penopang kemandirian bangsa.
Berhubungan erat dengan fungsinya sebagai pemupuk rasa solidaritas, bahasa juga dapat dipakai sebagai alat penunjang rasa kemandirian bangsa. Suatu bangsa biasanya mempunyai bahasa sendiri untuk mengekspresikan dirinya tanpa didikte oleh bangsa lain. Bahasa yang tersendiri ini diperlukan, karena bangsa itu biasanya memiliki segi-segi kehidupan yang khusus, yang tak dimiliki oleh bangsa lain.
Sebagai alat menyalurkan uneg-uneg.
Melalui variasi bentuknya yang sesuai dengan warna perasaan yang ada pada seseorang individu, bahasa juga dapat dipakai sebagai penyalur tekanan jiwa. Dalam hidupnya seseorang individu sering dirundung perasaan yang berat, pikiran yang mendalam, serta keinginan mengerjakan sesuatu yang keras. Kalau saja hal-hal yang merundung itu dapat diekspresikan, kadang-kadang orang lalu merasa lega. Tekanan perasaan dll akan berkurang. Tetapi sebaliknya, kalau hal itu tidak dikatakan kepada orang lain, kalau hanya ditahan saja di dalam diri sendiri, letupan emosi yang keras pun dapat timbul.
Sebagai cermin peradaban bangsa.
Ada pepatah bahasa Melayu yang berbunyi bahasa yang menunjukkan bangsa. Maksudnya antara lain ialah bahwa ada kesopanan yang terkandung di dalam bahasa itu sering mencerminkan tingginya martabat seseorang.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada beberapa hal dari bahasa itu yang dapat dipakai untuk menandai maju dan mundurnya kebudayaan sesuatu bangsa. Perbendaharaan unsur fonologi dan morfosintaksis kiranya tak dapat dipakai sebagai cermin kemajuan kebudayaan itu. Tetapi perbendaharaan kata dan idiom jelas mencerminkan ide dan pengalaman-pengalaman yang pernah dan sedang dihayati oleh sesuatu bangsa.



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
Fungsi bahasa menurut Halliday:
Fungsi Instrumental.
Fungsi Regulatoris.
Fungsi Interaksional.
Fungsi Personal.
Fungsi Heuristik.
Fungsi Imajinatif.
Fungsi Representasional.

Fungsi bahasa menurut Finachiaro:
Fungsi Personal.
Fungsi Interpersonal.
Fungsi Direktif.
Fungsi Referensial.
Fungsi Imajinatif.

Fungsi bahasa secara umum:
Sebagai alat berkomunikasi.
Sebagai alat penyampai rasa santun.
Sebagai penyampai rasa kehormatan dan akrab.
Sebagai alat pengenalan diri.
Sebagai alat penyampai rasa solidaritas.
Sebagai alat penopang kemandirian bangsa.
Sebagai alat menyalurkan uneg-uneg.
Sebagai cermin peradaban bangsa.

Saran.
Setelah pemaparan makalah di atas, penulis mengharapkan agar para saudara/i dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat dan menjadikan motivasi dalam mempelajari serta mendalami bahasa Arab. Amin ya robbal alamin.







DAFTAR PUSTAKA

Poedjosoedarmo, Soepomo, Filsafat Bahasa, Surakarta, Muhammadiyah University Press, 2003.
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2010.
http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/
http://amossinaga1992.blogspot.com/2013/03/fungsi-bahasa.html
http://riskaulfa.blogspot.com/2013/12/makalah-pengantar-linguistik-fungsi.html
http://jimmyandrio.blogspot.com/2013/09/bahasa-indonesia-hakikat-fungsi-dan.html
http://www.referensimakalah.com/2012/08/fungsi-bahasa-dalam-kajian-linguistik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar